Lobster dikenal secara luas sebagai produk makanan yang memiliki cita rasa istimewa dan bernilai ekonomis tinggi. Permintaan terhadap lobster baik untuk domestik maupun ekspor terus meningkat, peningkatan permintaan lobster ini biasanya diikuti dengan peningkatan harga.
Diseluruh dunia, lobster termasuk dalam salah satu kelompok hewan penting yang dieksploitasi dan dibudidayakan, harga yang tinggi di pasar seafood dan restaurant merupakan salasatu faktor yang telah mendorong eksploitasi spesies ini selama puluhan tahun.
Saat ini benih bening lobster (BBL) di Indonesia yang semula diekspor baik secara legal maupun illegal, secara resmi dilarang. Hal itu berarti budidaya lobster sangat didorong untuk dikembangkan, walaupun teknis budidayanya saat ini belum terlalu matang.
Salah satu hal yang berperan dalam kesuksesan budidaya lobster ala Vietnam adalah wadah budidayanya. Saat ini walaupun budidaya lobster bisa dilakukan di bak indoor, namun hasil terbaik didapatkan bila dilakukan di Karamba Jaring Apung (KJA) yang berbeda dengan KJA untuk ikan. KJA untuk ikan menggunakan jaring yang ditempatkan pada kolom atas/permukaan air hingga kedalaman 2,5 meter, namun KJA untuk budidaya lobster ala Vietnam wadah budidaya yang disebut kerangkeng dibenamkan di kolom air sekitar 3 -7 meter dari permukaan air.
Ada alasan tertentu mengapa kerangkeng harus dibenamkan seperti yang dilakukan oleh pembudidaya lobster di Vietnam ini. Pertama, lobster memiliki sensifitas tinggi terhadap salinitas, sehingga apabila ada hujan ataupun air tawar yang masuk ke permukaan air, maka lobster yang berada di bawah permukaan air tidak akan terganggu. Alasan kedua, dengan kerangkeng yang ada di bawah permukaan air maka akan terlindungi dari angin kencang atau angin Barat. Kerangkeng untuk lobster ini memiliki ukuran dan mesh size tertentu. Sesuai dengan ukuran lobster yang dibudidaya (Gambar 1), kerangkeng tersebut ditempatkan pada kerangkeng berukuran S, M dan L.
Gambar 1. Ukuran Lobster dilihat dari Siklus Hidupnya.
Kerangkeng yang dipilih untuk budidaya lobster disesuaikan dengan ukuran lobster, sejak BBL hingga dewasa. Sebagai gambaran untuk lobster stadia BBL ditempatkan pada kerangkeng ukuran S (Gambar2).
Kerangkeng Pendederan Lobster Kerangkeng Terbenam berbentuk silinder Ukuran M, Ukuran lobster 5 gram hingga ukuran 15 gram, dengan kepadatan 80 – 100 ekor per kerangkeng, Kerangkeng dibenamkan 3 meter dan durasi 30-40 hari.
Pada saat lobster berukuran lebih dari 15 gram sampai ukuran konsumsi maka digunakan kerangkeng berbentuk balok berukuran L (Gambar 4).
Gambar 4. Kerangkeng Lobster Ukuran “L”.Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa bentuk kerangkeng adalah balok, yang dibenamkan hingga kedalaman 7 meter. Pada Gambar 5 dapat dilihat dimensi dari kerangkeng ukuran L, bila dibandingkan dengan manusia. Kerangkeng ini cukup besar dan berat apabila dinaikkan ke permukaan air, sehingga dibutuhkan alat katrol agar bisa diangkat.
Gambar 5. Kerangkeng Ukuran “L”.Demikian wadah untuk berbudidaya lobster sejak stadia BBL sampai ukuran 250 gram di KJA kerangkeng terbenam ala Vietnam. Semoga menginspirasi !!!
*****************
Penulis : Dr. Rita Rostika Peneliti Budidaya Lobster, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran |